Metode Pencegahan Bulying pada sekolah sistem asrama/pesantren



Sekolah menjadi tempat harapan bagi rata rata seluruh elemen masyarakat, tak jarang banyak orang tua yang rela menyekolahkan anaknya jauh jauh demi untuk menggantungkan harapan agar suatu saat anaknya menjadi manusia yang sukses dan bermanfaat bagi sekitarnya. Hal itu juga berlaku untuk sekolah sistem pesantren banyak juga orang tua yang berharap agar anaknya dapat menjadi pribadi yang memiliki bekal keilmuan agama yang baik agar menjadi bekal dalam kehidupan dunia dan akhiratnya serta dapat menolong orang tuanya diakhirat kelak. Namun semua harapan itu bisa saja sirna apabila mendengar berita bahwa anak tersebut tidak diperlakukan sebagaimana mestinya ketika menuntut ilmu disekolah tersebut. Jika kita melihat contoh kasus yang sedang santer akhir-akhir ini, ada seorang murid di salah satu pesantren yang tewas dengan dugaan adanya kekerasan oleh rekanya. Yang menjadi pertanyaan bagaimana sistem pengawasan di sekolah tersebut sehingga ada murid yang tewas?

Bulying memang tidak bisa dielakkan pada setiap perkumpulan. Apalagi ini adalah remaja yang belum bisa mengontrol emosinya dan sistem asrama yang membuat para santriwan/santriwati berbaur dari pagi hingga malam, namun bulying yang menyebabkan hingga tewas itu menjadi pil pahit bagi setiap elemen pendidikan yang ada. Metode pencegahan yang baik perlu diperhatikan agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Seperti 1. Perlu adanya pengawasan pada setiap kamar yang ada secara rutin agar mengetahui keadaan baik fisik dan psikologis santriwan/santriwati. 2. Meskipun sistem menginap di pesantren namun orang tua berhak mengetahui kabar anaknya baik itu telfon, berkirim pesan ataupun video call agar mengetahui perkembangan anaknya dan mengantisipasi jika anak tersebut takut dalam melapor suatu kejadian. 3. Perlu adanya guru pendamping atau BK yang mumpuni dan cukup agar mengetahui kondisi psikologis santriwan/santriwati dan membantu menyelesaikan masalahnya.

Melatih anak agar memiliki mental yang kuat itu perlu namun jika melewati batas sampai ada luka fisik, anak stres, dan hingga tewas tak juga dibenarkan. Semoga dengan segala kejadian dapat menjadi kebaikan bagi penulis, dan pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua.

Adam Sakti Wirayuda, S. Pd.
Penggiat bimbingan dan konseling


Komentar