TUGAS
KELOMPOK 3
“Teori Belajar menurut Aliran
Konstruktivisme dan Landasan Filosofisnya”
Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan pembelajaran yang diampu oleh:
Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd.
Disusun Oleh:
Adam Sakti W. 14130044
Ana Septiani 14130046
Felicia Inggit A. 14130012
Leonotus Lopen 14130018
PRODI BIMBINGAN dan KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
OKTOBER 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya
milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan atas
kehendak-Nya makalah ini dapat diselesaikan.
Sholawat beriring salam, semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW manusia termulia sepanjang
zaman.
Makalah ini sengaja dibuat penulis untuk memenuhi
tugas. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan.
Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini
agar dapat terwujud dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
tidak luput dari upaya lanjut untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu. Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan di masa mendatang. Semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan
Makalah.............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
PengertianKonstruktivisme................................................................ 3
B.
Pengertian Belajar Menurut
Teori Belajar Konstruktivisme............... 3
C.
Tokoh-Tokoh Dalam Teori
Belajar Konstruktivisme......................... 4
D.
Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Teori Konstruktivisme..................... 6
E.
Kelemahan Dan Kelebihan Dari
Teori Belajar Kontruktivisme......... 7
BAB
III SIMPULAN
A.
Kesimpulan......................................................................................... 9
B.
Saran................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Usaha mengembangkan manusia dan
masyarakat yang memiliki kepekaan, mandiri, bertanggungjawab, dapat mendidik
dirinya sendiri sepanjang hayat, serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan
masalah, diperlukan layanan pendidikan yang mampu melihat kaitan antara
ciri-ciri manusia tersebut, dengan praktek-praktek pendidikan dan pembelajaran
untuk mewujudkannya. Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar
merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamnnya melalui
asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya,
memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran
diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut
secara optimal pada diri siswa.
Dalam konteks filsafat pendidikan
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata. Teori Konstruktivisme adalah sebuah
teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau
mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut denga bantuan fasilitasi orang lain.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang masalah maka yang menjadi masalah dalam pembahsan makalah ini yaitu:
1.
Apakah yang dimaksud dengankonstruktivisme?
2.
Apa yang dimaksud teori belajar konstruktivisme?
3. Siapakahtokoh-tokoh
dalam teori belajar konstruktivisme?
4.
Apa
sajaprinsip-prinsip belajar menurut teori konstruktivisme?
5.
Apa sajakelemahan
dan kelebihan dari teori belajar konstruktivisme?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas
maka tujuan pembahasan pada makalah ini adalah:
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan wawasan
baik penulis maupun pembaca mengenai salah satu teuri belajar yakni teori
belajar konstruktivisme. Memahami serta mampu untuk menghayati teori belajar
konstruktivisme. Serta dapat mengetahui mengenai Belajar menurut teori
konstruktivisme, tokoh-tokoh dalam teori belajar konstruktivisme, Prinsip belajar
menurut teori konstruktivisme, kelemahan dan kelebihan dari teori belajar
kontruktivisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Konstruktivisme
Adalah salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi)
si-belajar sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran
dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari kontruksi
kognitif melalui kegiatan.
Pengetahuan tidak bisa ditransfer
begitu saja,melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing
individu. Pengetahuan juga bukan merupakan sesuatu yang sudah ada, melainkan
suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam proses itu keaktifan
seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.
Banyak peserta didik yang salah
menangkap apa yang diberikan oleh gurunya. Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan tidak begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikonstruksikan
sendiri oleh peserta didik tersebut.Peran guru dalam pembelajaran bukan pemindahan
pengetahuan, tetapi hanya sebagai fasilitator, yang menyediakan
stimulus baik berupa strategi pembelajaran, bimbingan dan bantuan ketika
peserta didik, mengalami kesulitan belajar, ataupun menyediakan media dan
materi pembelajaran agar peserta didik itu merasa termotivasi, tertarik untuk
belajar sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan ahirnya peserta didik
tersebut mampu mengkontruksi sendiri pengetahuaanya.
B. Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme ini
pada dasarnya lahir dari kolaborasi dua pendekatan aliran psikologi yaitu psikologi
perkembangan yang dikembangkan oleh Piaget dan aliran psikologi sosial
yang dikembangkan oleh Vigosky. Kedua tokoh ini menekankan bahwa perubahan
kognitig ke arah perkembangan terjadi ketika konsep-konsep yang sebelumnya
sudah ada mulai bergeser karena ada sebuah informasi baru yang diterima melalui
proses ketidakseimbangan (disequilibriurn).
Konstruktivisme memandang belajar
sebagai proses di mana pembelajar secara aktif mengkonstruksi atau membangun
gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru didasarkan atas pengetahuan yang telah
dimiliki di masa lalu atau ada pada saat itu. Dengan kata lain, ”belajar
melibatkan konstruksi pengetahuan seseorang dari pengalamannya sendiri oleh
dirinya sendiri”. Dengan demikian, belajar menurut konstruktivis merupakan
upaya keras yang sangat personal, sedangkan internalisasi konsep, hukum, dan prinsip-prinsip
umum sebagai konsekuensinya seharusnya diaplikasikan dalam konteks dunia nyata.
Guru bertindak sebagai fasilitator yang meyakinkan siswa untuk menemukan
sendiri prinsip-prinsip dan mengkonstruksi pengetahuan dengan memecahkan
problem-problem yang realstis.
Teori
belajar konstruktivisme pada intinya adalah bahwa pengetahuan yang didapat oleh
peserta didik tidak diberikan begitu saja secara mentah-mentah, tetapi individu
sendirilah yang membangun atau mengonstruksi pengetahuan itu dari semua informasi
yang masuk atau ada dilingkuangan belajarnya, menjadi sebuah informasi yang
tersusun dan utuh. Banyak peserta didik yang salah menangkap apa ang diberikan
oleh gurunya. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tidak begitu saja
dipindahkan melainkan harus dikonstruksikan sendiri oleh peserta didik. Peran
guru dalam pembelajaran bukan pemindah pengetahuan, tetapi hanya sebagai
fasilitator yang menyediakan stimulus baik berupa strategi pembelajaran,
bimbingan dan bantuan ketika peserta didik kesulitan belajarsehingga
pembelajran menjadi bermakna dan akhirnya peserta didik tersebut mampu
mengonstruksi sendiri pengetahuannya.
C.
Tokoh-Tokoh
Dalam Teori Belajar Konstruktivisme
a) Jean Piaget
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui
tindakan. Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat
dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi
ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak. Pada teori ini
konsekuensinya dalah siswa harus memiliki ketrampilan unutk menyesuaikan diri
atau adaptasi secara tepat.
ada empat
konsep dasar yang diperkenalkan oleh Piaget, yaitu:
1. Schemata adalah
kumpulan konsep atau kategori yang digunakan individu ketika beradaptasi
dengan lingkungan baru, konsep ini sendiri terbentuk dalam struktur pekiran
(Intellectual Scheme) sehingga dengan intelektualnya itu manusia dapat menata
lingkungan barunya. jadi shemata adalah suatu struktur kognitif yang slalu
berkembang dan berubah, karena proses asimiliasi dan proses akomodasi aktif
serta dinamis.
2. Asimilasi adalah
proses penyesuian informasi yang akan diterima sehingga menjadi sesuatu yang
dikenal oleh siswa, proses penyesuian yang dilakukan dalam asimilasi adalah
mengolah informasi yanga kan diterima, sehingga memilki kesamaan dengan apa
yang sudah ada dalam skema.
3. Akomodasi adalah
penempatan informasi yang sudah di ubah dalam schemata ynag sudah ada, untuk
penempatan tersebut scema perlu menyesuiakan diri.
4. Equilibrium
(keseimbangan) adalah sebuah proses adaptasi oleh individu terhadap
lingkungan individu, agar berusaha untuk mencapai struktural mental atau skemata
yang stabil atau seimbang antara asimilasi dan akomodasi.
b) Vygotsky
Mengemukakan
dasar teori konstruktivisme dalam belajar yaitu, keaktifan individu dalam
mengolah pengalamanya merupaka refleksi dari latihan-latihannya melalui
berbahasa dan berpikir, yang didukung oleh keaktifan individu dan keaktifan
lingkungan yang saling melengkapi. Artinya, individu harus aktif dalam
membangun pengetahuanya dan lingkungan juga harus aktif sebagai bentuk
dukungan.
c) Teori Jhon
Dewey dan Von Graselfeld
Selain Piaget dan Vygosky tokoh lain teori belajar
kontruktivisme adalah Jhon Dewey dan Von Graselfeld. Dalam hal ini seperti
dikemukakan oleh Robert B. Innes (2004:1) bahwa “Constructivist views of
learning include a range of theories that share the general perspective that
knowledge is constructed by learners rather than transmitted to learners. Most
of these theories trace their philosophical roots to John Dewey”. Maksudnya
adalah bahwa pandangan penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi
serangkaian teori yang membagi perespektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi
oleh pembelajar bukan ditransfer ke pembelajar. Kebanyakan dari teori seperti
ini berakar dari filsafat Jhon Dewey. Dewey menjelaskan bahwa manusia tidak
selayaknya dibagi ke dalam dua bagian, satunya emotional dan yang lainnya
intelektual—yang satunya materi nyata, lainnya imajinatif.
D. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Teori Konstruktivisme
1.
Pembelajaran
Sosial (social leaning).
Pendekatan
pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif. Vygotsky
menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi bersama dengan orang dewasa
atau teman myang lebih cakap.
2.
ZPD (Zone of
Proximal Development)
Bahwa siswa
akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD (zona
perkembangan maksimal). Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat
memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat
bantuan orang dewasa atau temannya. Bantuan atau support dimaksud agar si anak
mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat
kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif si anak.
3.
Masa Magang
Kognitif (Cognitif Apprenticeship)
Suatu proses
yang menjadikan siswa sedikit demi sedikit memperoleh kecakapan intelektual
melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang dewasa, atau teman yang
lebih pandai.
4.
Pembelajaran
Termediasi (mediated learning)
Pada prinsip
ini Vygostky menekankan pada scaffolding yaitu siswa diberi masalah yang
kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam
memecahkan masalah siswa.
E. Kelemahan Dan Kelebihan Dari Teori Belajar Kontruktivisme
a) Kelebihan
Teori belajar konstuktivisme memilikin kelebihan atau
keunggulan yakni:
1) Dalam Aspek
Berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk
menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat keputusan;
2) Dalam aspek
kefahaman seorang murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan
baru, mereka akan lebih faham dan mampu mengapliksikannya dalam semua situasi;
3) Dalam aspek
mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan
mengingat lebih lama konsep. melalui pendekatan ini murid dapat meningkatkan
kefahaman mereka;
4) Dalam aspek
Kemahiran sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh apabila seorang murid
berinteraksi dengan teman, kelompok kerja maupun dengan guru dalam proses
mendapatkan ilmu pengetahuan maupun wawasan baru
b) Kelemahan
Teori belajar konstuktivisme memilikin kekurangan atau
kelemahan yakni:
(1)
Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak
jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai
dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan miskonsepsi;
(2)
Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun
pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap
siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda;
(3)
Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena
tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan
kreatifitas siswa;
(4)
Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi
jalannya proses belajar, tetapi guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu
harus memiliki perilaku yang elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga
dibutuhkan pengajaran yang sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan;
(5)
Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai
pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu
dengan yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada
kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan
siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru.
Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
B.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan
kesimpulan, menurut kelompok kami dalam penerapan pada proses belajar,
teori ini harus di eksplorasi lebih mendalam serta di kombinasikan dengan teori
teori belajar yang lain agar dalam penerapanya mampu lebih baik dan
melengkapi teori teori tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ifza/2010/05/.Teori belajar konstruktivistik.Diakses
pada tanggal 27september 2015 pukul 20:00 WIB.ifzanul.blogspot.com /2010/05/teori-belajar-kontruktivistik.html
Aries
Liberty.Blogspot/2012/10. Teori belajar manurut kontruktivisme. Diakses pada tanggal
27 september 2015 pukul 20:15 WIB.http://liberty-aries.blogspot.co.id/2012/10/teori-belajar-menurut-aliran.html
Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd., Dr. HeniMularsih, S.Psi.,
M.M. BelajardanPembelajaran Serta PemanfaatanSumberBelajar.PT
RajagrafindoPersada. Jakarta
Komentar
Posting Komentar