PERAN GURU PEMBIMBING
MENGOPTIMALKAN
KETERAMPILAN BELAJAR:
DIKELAS X SMK N 2 METRO
DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
KETERAMPILAN BELAJAR:
DIKELAS X SMK N 2 METRO
DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
Abstrak
Guru
memainkan peran penting dalam transformasi budaya melalui sistem persekolahan, khususnya
dalam menata interaksi peserta didik dengan sumber belajar untuk mencapai
prestasi yang di inginkan. Untuk itu dalam upaya mengoptimalkan keterampilan
belajar kepada peserta didik, guru haruslah memiliki kemampuan akademik dan
profesional yang memadai, mutu kepribadian yang mantap, serta menghayati
profesinya sebagai guru. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
Keterampilan belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam
aspek terpenting dalam belajar; pertama untuk lebih memahami konsep belajar untuk belajar, dan yang kedua
menekankan implikasi praktis dari konsep tersebut pada aplikasi nyata dalam
aktivitas sehari-hari seperti proses belajar mengajar, training, konseling,
pengembangan program dan melaksanakan program di dalam lingkup akademik.
Kata kunci:
Upaya guru pembimbing, keterampilan belajar
A.Pendahuluan
Definisi tentang keterampilan belajar seringkali
didasarkan pada daftar keterampilan yang spesifik seperti mengorganisasi,
memproses, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari aktivitas membaca
(Salinger, 1983). Barangkali definisi paling baik digunakan untuk menjelaskan
keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang dapat mengembangkan
kemandirian siswa dalam belajar (Dean, 1977 dalam Maher & Zins, 1987) Moh.
Surya (1992 : 28) mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan
yang bersifat neuromuscular, artinya menuntut kesadaaran yang tinggi.
Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih
membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan
sangat disadari oleh individu.
Secara khusus, keterampilan belajar merupakan suatu
teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan
pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan (Marshak &
Burkle, 1981 dalam Maher & Zins, 1987). Dalam memperoleh keterampilan
belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga
menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya.
Mungkin definisi paling baik yang dipakai untuk
menjelaskan keterampilan belajar yaitu suatu keterampilan yang bisa
mengembangkan kemandirian seorang murid dalam belajar.
Menurut seorang
ahli bahwa keterampilan adalah kegiatan-kegiatan yang mempunyai sifat
neuromuscular, yaitu menuntut kesadaaran tinggi. Jika dibandingkan dengan
kebiasaan, keterampilan adalah kegiatan yang lebih memerlukan perhatian dan
kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan disadari oleh seseorang. Secara
khusus,keterampilan dalam belajar adalah suatu cara yang dipakai untuk mendapat,
mempertahankan, dan mengungkapkan pengetahuan serta merupakan cara untuk
menyelesaikan masalah. Untuk memperoleh keterampilan dalam belajar,murid akan
menyadari bagaimana cara belajar yang paling baik sehingga menjadi lebih
bertanggung jawab akan kegiatan belajarnya.
Tujuan penerapan keterampilan dalam belajar adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, menumbuhkan minat dan motivasi belajar, membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar, karakteristik siswa yang mempunyai keterampilan belajar.
Tujuan penerapan keterampilan dalam belajar adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, menumbuhkan minat dan motivasi belajar, membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar, karakteristik siswa yang mempunyai keterampilan belajar.
B. Kajian
teori
Belajar
merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan
proses pendidikan.
Belajar adalah
proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai
yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan
yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah,
di rumah,dan di tempat lain.
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang diamati”.
Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.
Dengan demikian
Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi
juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
watak, penyesuaian diri.
Beberapa ahli pendidikan
berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu
subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.
Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar berusaha
membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan
memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan disampaikan dengan
menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa
yang akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai
dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang
sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (dalam The Liang gie
1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the laws of
interest), yang berbunyi :
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu
mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu
mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita
berusaha mencari berbagai keterangan selengkap mungkin mengenai mata pelajaran
itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin
menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru
dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping
itu perlu dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalnya
pada mata pelajaran seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah
dengan menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap
mata pelajaran itu akan tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa
cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai
berikut :
Periksalah kondisi jasmani anak, untuk
mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab. Gunakan
metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat
merangsang anak untuk belajar. Menolong anak
memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik. Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan
tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga
ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain. Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah
dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan
pentingnya belajar bagi anak.Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik
perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat
tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
Dari beberapa pendapat yang telah
dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan
atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus
kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa
terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang
memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula,
termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru
dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar
siswa.
Hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur
utama yaitu:
1. Transformasi
Persepsi Belajar
Dalam
berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills (membaca,
menulis dan mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan.
Transformasi ini tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja akan tetapi juga
meliputi domain afektif dan psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu
menunjukkan pemahaman tentang keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan
untuk sukses di sekolah.
2. Keterampilan
Manajemen Pribadi
Kemampuan
menerapkan pengetahuan keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar yang
dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan meningkatkan
pembelajaran sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.
3. Interpersonal
Dan Keterampilan Kerjasama Tim
Kemampuan mengidentifikasi
dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam
hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga menunjukkan
kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan kerjasama
tim dalam berbagai lingkungan belajar
4. Kesempatan
Eksplorasi
Mengembangkan
portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri, penelitian, dan
ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan
sekolah menengah.
Keempat unsur itu merupakan ciri keterampilan belajar
yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses
pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu diharapkan dapat muncul,
sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi keterampilan
belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat
mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).
Manajemen
diri pun sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Manajemen
secara umum terdiri dari tiga langkah utama, yaitu menentukan tujuan, memonitor
dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Apabila tujuan
pendidikan adalah untuk menghasilkan orang orang yang mampu mendidik dirinya
maka siswa harus belajar mengatur hidupnya dengan menentukan tujuanya sendiri,
memonitor dan mengevaluasi perilakunya, dan menyediakan penguatan untuk
dirinya. Dalam kehidupan orang dewasa, penghargaan sering tidak tampak jelas,
dan tujuan sering memerlukan waktu lama untuk mencapainya. Hidup dipenuhi dengan
tugas tugas yan perlu diurutkan dalam manajemen diri, agar kegiatan lebih
teratur dan pencapaian tujuan bisa diprediksi.
C. Metode
penelitian
Penelitian ini dirancang dengan pendekatan deskriptif
yang menggambarkan fakta-fakta sesuai dengan keadaan objek penelitan yaitu
peran guru pembimbing mengoptimalkan keterampilan belajar peserta didik.
Keterampilan belajar tersebut adalah meliputi keterampilan pokok, keterampilan
akademik dan keterampilan pendukung untuk memperlancar kesuksesan belajar.
Sedangkan peran pembimbing dalam meningkatkan keterampilan atau kecakapan
belajar ini meliputi program yang disusun guru pembimbing, kegiatan yang
dilaksanakan dan keterampilan yang dilatihkan oleh guru pembimbing terhadap
perserta didik.
Populasi penlitian ini adalah kelas
X sebanyak 28 peserta didik dan seluruh guru pembimbing di SMK N 2 METRO yang
berjumlah hanya 1 orang. Sedangkan jumlah sampel adalah sebanyak 4 angket
dengan masing-masing rincian setiap angket memiliki 25 pernyataan.
Untuk pengumpulan data penelitian
ini bersifat kuantitatif yang diperoleh melalui instrumen AUM PTSDL format-2
(T) yang mengungkapkan keterampilan belajar dan masalah belajar peserta didik
yang berkenaan dengan keterampilan belajar.
AUM PTSDL format-2 merupakan alat
ungkap yang sudah baku dengan indeks kesahihan atau (validitas) 0,86
artinya indeks tersebut memperlihatkan tingkat kesahihan AUM PTSDL format-2
tinggi. Demikian juga dengan tingkat keterandalan (reliabilitas) 0,76. Artinya indeks ini memperlihatkan tingkat
keterandalan AUM PTSDL format-2 juga tinggi. Instrumen ini digunakan untuk
mengetahui skor mutu kegiatan belajar peserta didik dan masalah belajar yang dialami oleh peserta
didik tersebut. (Prayitno:1997).
Angket yang diberikan kepada peserta
didik untuk melihat kegiatan yang mereka lakukan maupun materi yang mereka
terima dari guru pembimbing berkaitan dengan keterampilan belajar. Angket ini
berisi pernyataan yang mana peserta didik diharapkan memilih jawaban sesuai
dengan kondisi yang mereka alami.
A.
Hasil
Penelitian
Mutu bidang keterampilan belajar yang dimiliki oleh
peserta didik paling banyak berada pada point pernyataan ke 9 sebanyak 25
(89,2%) peserta didik. Hal ini berarti bahwa kecakapan peserta didik dalam
memulai dan proses belajar sudah cukup. Hal ini berarti masalah peserta didik
dibidang keterampilan belajar tidak terlalu banyak atau cenderung sedikit.
Bentuk-bentuk keterampilan belajar yang dimiliki peserta didik dapat diketahui
dari hasil persentase angket dibawah ini:
Tabel. 1
Hasil Persentase Alat Ungkap
Kesulitan Belajar Pada Keterampilan Peserta Didik
No
|
SL
|
SR
|
KD
|
JR
|
TP
|
|||||
Masalah/Item
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
1
|
3
|
10,7
|
1
|
3,5
|
10
|
35,7
|
6
|
21,4
|
8
|
28,5
|
2
|
8
|
28,5
|
5
|
17,8
|
10
|
35,7
|
5
|
17,8
|
0
|
0
|
3
|
2
|
7,14
|
5
|
17,8
|
9
|
32,1
|
8
|
28,5
|
4
|
14,2
|
4
|
1
|
3,5
|
11
|
39,2
|
7
|
25
|
6
|
21,4
|
3
|
10,7
|
5
|
9
|
32,1
|
3
|
10,7
|
8
|
28,5
|
5
|
17,8
|
3
|
10,7
|
6
|
1
|
3,5
|
10
|
35,7
|
10
|
35,7
|
5
|
17,8
|
2
|
7,14
|
7
|
2
|
7,14
|
11
|
39,2
|
10
|
35,7
|
5
|
17,8
|
0
|
0
|
8
|
11
|
39,2
|
9
|
32,1
|
2
|
7,14
|
5
|
17,8
|
1
|
3,5
|
9
|
25
|
89,2
|
3
|
10,7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10
|
15
|
50
|
5
|
17,8
|
6
|
21,4
|
2
|
7,14
|
0
|
0
|
11
|
1
|
3,5
|
3
|
10,7
|
6
|
21,4
|
4
|
14,2
|
14
|
50
|
12
|
1
|
3,5
|
8
|
28,5
|
13
|
46,4
|
4
|
14,2
|
2
|
7,14
|
13
|
1
|
3,5
|
5
|
17,8
|
3
|
10,7
|
5
|
17,8
|
14
|
50
|
14
|
10
|
35,7
|
5
|
17,8
|
10
|
35,7
|
3
|
10,7
|
0
|
0
|
15
|
14
|
50
|
7
|
25
|
5
|
17,8
|
2
|
7,14
|
0
|
0
|
16
|
5
|
17,8
|
9
|
32,1
|
8
|
28,5
|
5
|
17,8
|
6
|
21,4
|
17
|
0
|
0
|
13
|
46,4
|
7
|
25
|
8
|
28,5
|
0
|
0
|
18
|
6
|
21,4
|
9
|
32,1
|
9
|
32,1
|
4
|
14,2
|
0
|
0
|
19
|
17
|
60,7
|
4
|
14,2
|
4
|
14,2
|
2
|
7,14
|
1
|
3,5
|
20
|
15
|
53,5
|
8
|
28,5
|
4
|
14,2
|
1
|
3,5
|
0
|
0
|
21
|
4
|
14,2
|
10
|
35,7
|
7
|
25
|
5
|
17,8
|
2
|
7,14
|
22
|
7
|
25
|
7
|
25
|
8
|
28,5
|
4
|
14,2
|
2
|
7,14
|
23
|
1
|
3,5
|
6
|
21,4
|
7
|
25
|
8
|
28,5
|
6
|
21,4
|
24
|
14
|
50
|
7
|
25
|
5
|
17,8
|
1
|
3,5
|
1
|
3,5
|
25
|
0
|
0
|
6
|
21,4
|
10
|
35,7
|
5
|
17,8
|
7
|
25
|
KETERANGAN
MASALAH/ITEM:
1.
Catatan pelajaran saya tidak lengkap dan
banyak kekurangan.
2. Semuanya
tugas yang telah saya kerjakan, termasuk yang telah dikembalikan oleh guru saya
susun secara teratur sebagai bahan belajar selanjutnya.
3. Untuk
memahami materi pelajaran, saya membuat pertanyaan tentang materi pelajaran
tersebut dan mencoba menjawabnya.
4. Saya
kehabisan waktu untuk mengoreksi kembali semua jawaban ulangan/ujian sebelum
diserahkan kepada guru/pengawas.
5. Dalam
belajar dikelas, saya berusaha menahan diri untuk tidak terganggu dan
mengganggu teman.
6. Saya
mengalami kesulitan dalam menentukan ide pokok/inti sari bahan bacaan.
7. Kesalahan
saya dalam menjawab soal-soal ulangan, ternyata disebabkan oleh kecerobohan
saya dalam menjawab soal tersebut.
8. Apabila
saya terpaksa tidak mengikuti pelajaran, maka saya meminjam catatan teman dan
mendiskusikan materi pelajaran yang tertinggal.
9. Sebelum
berangkat kesekolah saya menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
10. Saya
mempersiapkan diri untuk menghadapi ulangan/ujian dalam bentuk apapun juga,
seperti bentuk objektif, uraian, ataupun lisan.
11. Salah
satu keterlambatan saya dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas pelajaran
adalah karena saya lambat dalam membaca.
12. Rendahnya
hasil ulangan ujian yang saya peroleh disebabkan karena saya kurang mengusai
materi pelajaran yang diajarkan dan ditugaskan oleh guru.
13. Saya
tidak memperbaiki atau mempelajari kembali tugas yang dinilai rendah, karena
hal itu tidak ada gunanya.
14. Setelah
selesai pelajaran disekolah saya segera menyusun kembali dan melengkapi catatan
pelajaran tersebut.
15. Saya
memperlakukan semua mata pelajaran sama penting nya, baik kegiatan belajarnya
disekolah, tugas-tugas maupun ulangan dan ujian.
16. Sewaktu
mengikuti pelajaran didalam kelas saya mudah terpengaruh oleh keadaan
lingkungan.
17. Sewaktu
proses pembelajaran berlangsung saya mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan atau menanggapi hal-hal yang dilontarkan oleh guru.
18. Saya
mendiskusikan catatan dan materi pelajaran dengan teman sekelas.
19. Saya
berusaha mengerjakan semua soal ulangan/ujian dalam alokasi waktu yang
disediakan.
20. Untuk
setiap soal ulangan/ujian, saya berusaha menampilkan jawaban dengan jelas,
tepat dan lengkap.
21. Saya
mengalami kesulitanmembagi waktu atau memanfaatkan waktu luang untuk mendalami
materi pelajaran.
22. Saya
mengatur kegiatan sehari-hari, yang meliputi kegiatan belajar, sehingga jadwal
sehari penuh dapat saya isi dengan baik.
23. Saya
kurang berminat dan cepat bosan dalam membaca buku pelajaran.
24. Saya
berusaha hadir kurang lebih 15 menit sebelum jam pelajaran disekolah dimulai.
25. Saya
kurang memberikan sumbangan berupa ide atau pendapat kepada teman, atau kurang
mampu mengambil manfaat dari semua yang dibicarakan/dibahas dalam kegiatan
belajar kelompok.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk keterampilan belajar yang dimiliki
oleh peserta didik kelas X SMK N 2 Metro dapat dilihat dari skor mutu kegiatan
belajar yang berada pada tingkat tinggi (89,2%) dalam memilih poin pernyataan
nomer 9 pada AUM PTSDL format-2, yaitu dengan mengetahui bahwa
peserta didik ternyata memiliki kecakapan dalam memanajemen keperluan dirinya
sebelum berangkat sekoah dengan mempersiapkan segala sesuatu saat berada
dirumah.
Hal Ini berarti bahwa mutu keterampilan peserta didik sudah cukup
tinggi.
Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka disarankan kepada guru agar selalu konsisten dalam
meningkatkan keterampilan belajar peserta didik agar peserta didik lebih nyaman
dan tingkat keterampilan belajar peserta didik tidak menurun dalam melakukan
proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Dr.
Hamzah B. Uno, M.pd. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. PT BUMI
AKSARA
Prof. Dr. H.
Karwono, M.Pd, Heni Mularsih. 2012. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
http://www.portalkonseling.com/2015/06/pengertian-hakikat-dan-tujuan.html(diakses pada tanggal 28 November 2015)
http://seputarpendidikan003.blogspot.co.id/2013/07/keterampilan-belajar.html(diakses pada tanggal 28 November 2015
http://ichaledutech.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html(diakses pada tanggal 28 November 2015)
LAMPIRAN
JURNAL
KESULITAN
BELAJAR PADA KETERAMPILAN PESERTA DIDIK
Dosen
pengampu
Dr.
Ida Umami
Nama
: Adam Sakti Wirayuda
NPM
: 14130044
Kelas/semester
: A/3
Mata
kuliah : Diagnosa Kesulitan Belajar
Program
study Bimbingan Dan Konseling
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2015
apakah ini benar-benar jurnal penelitian anda?
BalasHapus