jurnal keterampilan belajar peserta didik



PERAN GURU PEMBIMBING MENGOPTIMALKAN
KETERAMPILAN BELAJAR:
DIKELAS X SMK N 2 METRO
DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
Abstrak
Guru memainkan peran penting dalam transformasi budaya melalui sistem persekolahan, khususnya dalam menata interaksi peserta didik dengan sumber belajar untuk mencapai prestasi yang di inginkan. Untuk itu dalam upaya mengoptimalkan keterampilan belajar kepada peserta didik, guru haruslah memiliki kemampuan akademik dan profesional yang memadai, mutu kepribadian yang mantap, serta menghayati profesinya sebagai guru. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Keterampilan belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam aspek terpenting dalam belajar; pertama untuk lebih memahami konsep  belajar untuk belajar, dan yang kedua menekankan implikasi praktis dari konsep tersebut pada aplikasi nyata dalam aktivitas sehari-hari seperti proses belajar mengajar, training, konseling, pengembangan program dan melaksanakan program di dalam lingkup akademik.
Kata kunci: Upaya guru pembimbing, keterampilan belajar
A.Pendahuluan
Definisi tentang keterampilan belajar seringkali didasarkan pada daftar keterampilan yang spesifik seperti mengorganisasi, memproses, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari aktivitas membaca (Salinger, 1983). Barangkali definisi paling baik digunakan untuk menjelaskan keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar (Dean, 1977 dalam Maher & Zins, 1987) Moh. Surya (1992 : 28) mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neuromuscular, artinya menuntut kesadaaran yang tinggi. Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu.

Secara khusus, keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan (Marshak & Burkle, 1981 dalam Maher & Zins, 1987). Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya.

Mungkin definisi paling baik yang dipakai untuk menjelaskan keterampilan belajar yaitu suatu keterampilan yang bisa mengembangkan kemandirian seorang murid dalam belajar.

Menurut seorang ahli bahwa keterampilan adalah kegiatan-kegiatan yang mempunyai sifat neuromuscular, yaitu menuntut kesadaaran tinggi. Jika dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan adalah kegiatan yang lebih memerlukan perhatian dan kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan disadari oleh seseorang. Secara khusus,keterampilan dalam belajar adalah suatu cara yang dipakai untuk mendapat, mempertahankan, dan mengungkapkan pengetahuan serta merupakan cara untuk menyelesaikan masalah. Untuk memperoleh keterampilan dalam belajar,murid akan menyadari bagaimana cara belajar yang paling baik sehingga menjadi lebih bertanggung jawab akan kegiatan belajarnya.

Tujuan penerapan keterampilan dalam belajar adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, menumbuhkan minat dan motivasi belajar, membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar, karakteristik siswa yang mempunyai keterampilan belajar.

B. Kajian teori

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,  kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah,dan di tempat lain.

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang   diamati”.

Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku  yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri  dalam interaksi dengan   lingkungannya”.                                                                                                                   

Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.

Dengan demikian Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.                    

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan disampaikan dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.

Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi :
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalnya pada mata pelajaran seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.

JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab. Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar. Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik. Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain. Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak.Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.

Hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur utama yaitu:
1.      Transformasi Persepsi Belajar
Dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills (membaca, menulis dan mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi ini tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif dan psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah.
2.      Keterampilan Manajemen Pribadi
Kemampuan menerapkan pengetahuan keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar yang dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan meningkatkan pembelajaran sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.



3.      Interpersonal Dan Keterampilan Kerjasama Tim
Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga menunjukkan kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan kerjasama tim dalam berbagai lingkungan belajar
4.      Kesempatan Eksplorasi
Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri, penelitian, dan ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan sekolah menengah.

Keempat unsur itu merupakan ciri keterampilan belajar yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).

Manajemen diri pun sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Manajemen secara umum terdiri dari tiga langkah utama, yaitu menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Apabila tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orang orang yang mampu mendidik dirinya maka siswa harus belajar mengatur hidupnya dengan menentukan tujuanya sendiri, memonitor dan mengevaluasi perilakunya, dan menyediakan penguatan untuk dirinya. Dalam kehidupan orang dewasa, penghargaan sering tidak tampak jelas, dan tujuan sering memerlukan waktu lama untuk mencapainya. Hidup dipenuhi dengan tugas tugas yan perlu diurutkan dalam manajemen diri, agar kegiatan lebih teratur dan pencapaian tujuan bisa diprediksi.
C. Metode penelitian

Penelitian ini dirancang dengan pendekatan deskriptif yang menggambarkan fakta-fakta sesuai dengan keadaan objek penelitan yaitu peran guru pembimbing mengoptimalkan keterampilan belajar peserta didik. Keterampilan belajar tersebut adalah meliputi keterampilan pokok, keterampilan akademik dan keterampilan pendukung untuk memperlancar kesuksesan belajar. Sedangkan peran pembimbing dalam meningkatkan keterampilan atau kecakapan belajar ini meliputi program yang disusun guru pembimbing, kegiatan yang dilaksanakan dan keterampilan yang dilatihkan oleh guru pembimbing terhadap perserta didik.

Populasi penlitian ini adalah kelas X sebanyak 28 peserta didik dan seluruh guru pembimbing di SMK N 2 METRO yang berjumlah hanya 1 orang. Sedangkan jumlah sampel adalah sebanyak 4 angket dengan masing-masing rincian setiap angket memiliki 25 pernyataan.

Untuk pengumpulan data penelitian ini bersifat kuantitatif yang diperoleh melalui instrumen AUM PTSDL format-2 (T) yang mengungkapkan keterampilan belajar dan masalah belajar peserta didik yang berkenaan dengan keterampilan belajar.

AUM PTSDL format-2 merupakan alat ungkap yang sudah baku dengan indeks kesahihan atau (validitas) 0,86 artinya indeks tersebut memperlihatkan tingkat kesahihan AUM PTSDL format-2 tinggi. Demikian juga dengan tingkat keterandalan (reliabilitas) 0,76. Artinya indeks ini memperlihatkan tingkat keterandalan AUM PTSDL format-2 juga tinggi. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui skor mutu kegiatan belajar peserta didik  dan masalah belajar yang dialami oleh peserta didik tersebut. (Prayitno:1997).

Angket yang diberikan kepada peserta didik untuk melihat kegiatan yang mereka lakukan maupun materi yang mereka terima dari guru pembimbing berkaitan dengan keterampilan belajar. Angket ini berisi pernyataan yang mana peserta didik diharapkan memilih jawaban sesuai dengan kondisi yang mereka alami.

A.    Hasil Penelitian

Mutu bidang keterampilan belajar yang dimiliki oleh peserta didik paling banyak berada pada point pernyataan ke 9 sebanyak 25 (89,2%) peserta didik. Hal ini berarti bahwa kecakapan peserta didik dalam memulai dan proses belajar sudah cukup. Hal ini berarti masalah peserta didik dibidang keterampilan belajar tidak terlalu banyak atau cenderung sedikit. Bentuk-bentuk keterampilan belajar yang dimiliki peserta didik dapat diketahui dari hasil persentase angket dibawah ini:

Tabel. 1
Hasil Persentase Alat Ungkap Kesulitan Belajar Pada Keterampilan Peserta Didik
No
SL
SR
KD
JR
TP
Masalah/Item
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
3
10,7
1
3,5
10
35,7
6
21,4
8
28,5
2
8
28,5
5
17,8
10
35,7
5
17,8
0
0
3
2
7,14
5
17,8
9
32,1
8
28,5
4
14,2
4
1
3,5
11
39,2
7
25
6
21,4
3
10,7
5
9
32,1
3
10,7
8
28,5
5
17,8
3
10,7
6
1
3,5
10
35,7
10
35,7
5
17,8
2
7,14
7
2
7,14
11
39,2
10
35,7
5
17,8
0
0
8
11
39,2
9
32,1
2
7,14
5
17,8
1
3,5
9
25
89,2
3
10,7
0
0
0
0
0
0
10
15
50
5
17,8
6
21,4
2
7,14
0
0
11
1
3,5
3
10,7
6
21,4
4
14,2
14
50
12
1
3,5
8
28,5
13
46,4
4
14,2
2
7,14
13
1
3,5
5
17,8
3
10,7
5
17,8
14
50
14
10
35,7
5
17,8
10
35,7
3
10,7
0
0
15
14
50
7
25
5
17,8
2
7,14
0
0
16
5
17,8
9
32,1
8
28,5
5
17,8
6
21,4
17
0
0
13
46,4
7
25
8
28,5
0
0
18
6
21,4
9
32,1
9
32,1
4
14,2
0
0
19
17
60,7
4
14,2
4
14,2
2
7,14
1
3,5
20
15
53,5
8
28,5
4
14,2
1
3,5
0
0
21
4
14,2
10
35,7
7
25
5
17,8
2
7,14
22
7
25
7
25
8
28,5
4
14,2
2
7,14
23
1
3,5
6
21,4
7
25
8
28,5
6
21,4
24
14
50
7
25
5
17,8
1
3,5
1
3,5
25
0
0
6
21,4
10
35,7
5
17,8
7
25


KETERANGAN MASALAH/ITEM:
1.      Catatan pelajaran saya tidak lengkap dan banyak kekurangan.
2.      Semuanya tugas yang telah saya kerjakan, termasuk yang telah dikembalikan oleh guru saya susun secara teratur sebagai bahan belajar selanjutnya.
3.      Untuk memahami materi pelajaran, saya membuat pertanyaan tentang materi pelajaran tersebut dan mencoba menjawabnya.
4.      Saya kehabisan waktu untuk mengoreksi kembali semua jawaban ulangan/ujian sebelum diserahkan kepada guru/pengawas.
5.      Dalam belajar dikelas, saya berusaha menahan diri untuk tidak terganggu dan mengganggu teman.
6.      Saya mengalami kesulitan dalam menentukan ide pokok/inti sari bahan bacaan.
7.      Kesalahan saya dalam menjawab soal-soal ulangan, ternyata disebabkan oleh kecerobohan saya dalam menjawab soal tersebut.
8.      Apabila saya terpaksa tidak mengikuti pelajaran, maka saya meminjam catatan teman dan mendiskusikan materi pelajaran yang tertinggal.
9.      Sebelum berangkat kesekolah saya menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
10.  Saya mempersiapkan diri untuk menghadapi ulangan/ujian dalam bentuk apapun juga, seperti bentuk objektif, uraian, ataupun lisan.
11.  Salah satu keterlambatan saya dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas pelajaran adalah karena saya lambat dalam membaca.
12.  Rendahnya hasil ulangan ujian yang saya peroleh disebabkan karena saya kurang mengusai materi pelajaran yang diajarkan dan ditugaskan oleh guru.
13.  Saya tidak memperbaiki atau mempelajari kembali tugas yang dinilai rendah, karena hal itu tidak ada gunanya.
14.  Setelah selesai pelajaran disekolah saya segera menyusun kembali dan melengkapi catatan pelajaran tersebut.
15.  Saya memperlakukan semua mata pelajaran sama penting nya, baik kegiatan belajarnya disekolah, tugas-tugas maupun ulangan dan ujian.
16.  Sewaktu mengikuti pelajaran didalam kelas saya mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan.
17.  Sewaktu proses pembelajaran berlangsung saya mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan atau menanggapi hal-hal yang dilontarkan oleh guru.
18.  Saya mendiskusikan catatan dan materi pelajaran dengan teman sekelas.
19.  Saya berusaha mengerjakan semua soal ulangan/ujian dalam alokasi waktu yang disediakan.
20.  Untuk setiap soal ulangan/ujian, saya berusaha menampilkan jawaban dengan jelas, tepat dan lengkap.
21.  Saya mengalami kesulitanmembagi waktu atau memanfaatkan waktu luang untuk mendalami materi pelajaran.
22.  Saya mengatur kegiatan sehari-hari, yang meliputi kegiatan belajar, sehingga jadwal sehari penuh dapat saya isi dengan baik.
23.  Saya kurang berminat dan cepat bosan dalam membaca buku pelajaran.
24.  Saya berusaha hadir kurang lebih 15 menit sebelum jam pelajaran disekolah dimulai.
25.  Saya kurang memberikan sumbangan berupa ide atau pendapat kepada teman, atau kurang mampu mengambil manfaat dari semua yang dibicarakan/dibahas dalam kegiatan belajar kelompok.




SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk keterampilan belajar yang dimiliki oleh peserta didik kelas X SMK N 2 Metro dapat dilihat dari skor mutu kegiatan belajar yang berada pada tingkat tinggi (89,2%) dalam memilih poin pernyataan nomer 9 pada AUM PTSDL format-2, yaitu dengan mengetahui bahwa peserta didik ternyata memiliki kecakapan dalam memanajemen keperluan dirinya sebelum berangkat sekoah dengan mempersiapkan segala sesuatu saat berada dirumah. Hal Ini berarti bahwa mutu keterampilan peserta didik sudah cukup tinggi.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan kepada guru agar selalu konsisten dalam meningkatkan keterampilan belajar peserta didik agar peserta didik lebih nyaman dan tingkat keterampilan belajar peserta didik tidak menurun dalam melakukan proses pembelajaran.

Daftar Pustaka
Dr. Hamzah B. Uno, M.pd. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. PT BUMI AKSARA
Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd, Heni Mularsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.









LAMPIRAN












JURNAL
KESULITAN BELAJAR PADA KETERAMPILAN PESERTA DIDIK
Dosen pengampu
Dr. Ida Umami

universitas-muhammadiyah-metro-3.jpg


Nama : Adam Sakti Wirayuda
NPM : 14130044
Kelas/semester : A/3
Mata kuliah : Diagnosa Kesulitan Belajar


Program study Bimbingan Dan Konseling
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2015 


Komentar

Posting Komentar