- Nama : Adam Sakti Wirayuda
- NPM : 14130044
- Mata kuliah : BK Kelompok
- Menurut W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti. (2004:111) Bimbingan
kelompok dilakukan bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang.
Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara, misalnya
dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan Konseling (konseling
kelompok), dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier kepada
siswa-siswi yang tergabung dalam satu kesatuan kelas di SMA. Dalam
bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal
masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari
pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
- Menurut Tohirin (2007: 170) menyebutkan bahwa definisi bimbingan kelompok
adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui
kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk
menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan
dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya
sendiri (Winkel & Sri Hastuti, 2004: 565)
- B. Manfaat Layanan Bimbingan Kelompok
Winkel & Sri Hastuti (2004: 565) juga menyebutkan
manfaat layanan bimbingan kelompok adalah
mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa; memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh siswa; siswa dapat menyadari tantangan
yang akan dihadapi; siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa
teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan
yang kerap kali sama; dan lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri
bila berada dalam kelompok; diberikan kesempatan untuk mendiskusikan
sesuatu bersama; lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat
bila dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh
seorang konselor.
- C. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Winkel & Sri Hastuti (2004: 547) adalah menunjang
perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota
kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka
tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu bimbingan kelompok
bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topic
yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini bersifat umum (common
problem) dan tidak rahasia (Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
- D. Materi Bimbingan Kelompok
Melalui dinamika kelompok dalam layanan bimbingan kelompok dapat
dibahas berbagai hal yang amat beragam (dan tidak terbatas) yang berguna
bagi peserta didik (dalam segenap bidang bimbingan). Secara umum materi
layanan bimbingan kelompok meliputi:
- Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagamaan, dan hidup sehat.
- Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana
adanya (termasuk perbedaan individu, sosial, dan budaya, serta
permasalahannya)
- Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik, dan peristiwa yang terjadi di masyarakat, serta pengendalian pemecahannya.
- Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan kegiatan sehari-hari, serta waktu senggang).
- Pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan, dan berbagai konsekuensinya.
- Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar, timbulnya kegagalan belajar dan cara-cara penaggulangannya.
- Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
- Pemahaman tentang dunia kerjas, pilihan dan pengembangan karir, serta perencanaan masa depan.
- Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki jurusan/program studi dan pendidikan lanjutan.
Secara khusus, materi layanan bimbingan kelompok dalam bidang-bidang bimbingan, sebagai berikut:
- 1. Layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan pribadi,
meliputi kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang membahas
aspek-aspek pribadi peserta didik, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan:
- Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
- Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan
fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri sebagai remaja,
- Pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembangannya,
- Pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penanggulangannya,
- Kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri,
- Perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
- 2. Layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan sosial,
meliputi kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang membahas
aspek-aspek perkembangan sosial peserta didik, yaitu hal-hal yang
berkenaan dengan:
- Kemampuan berkomunikasi, serta menerima dan menyampaikan pendapat secara logis, efektif, dan produktif.
- Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (di rumah, sekolah,
dan masyarakat) dengan menjunjung tinggi tata krama, norma dan
nilai-nilai agama, adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku,
- Hubungan dengan teman sebaya (di sekolah dan dimasyarakat)
- Pengendalian emosi, penanggulangan konflik dan permasalahan yang timbul di masyarakat (baik di sekolah maupun di luar sekolah)
- Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah, di rumah, di masyarakat)
- Pengenalan, perencanaan dan pengamalan pola hidup sederhana yang sehat dan bergotong royong.
- 3. Layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan belajar,
meliputi kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang membahas
aspek-aspek kegiatan belajar peserta didik, yaitu hal-hal yang berkenaan
dengan:
- motivasi dan tujuan belajar dan latihan
- Sikap dan kebiasaan belajar
- pengembangan keterampilan teknis belajar,
- kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara efektif, efisien dan produktif,
- penguasaan materi pelajaran dan latihan/keterampilan
- pengenalan dan pemanfaatan kondiisi fisik, sosial dan budaya di sekolah dan lingkungan sekitar
- orientasi belajar di perguruan tinggi/sekolah yang lebih tinggi.
- 4. Layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan karir,
meliputi kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang membahas
aspek-aspek pilihan pekerjaan dan pengembangan karir peserta didik,
yaitu hal-hal yang berkenaan dengan:
- pilihan dan latihan keterampilan,
- orientasi dan informasi pekerjaan/karir, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan,
- orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan (lembaga
kerja/industri) sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah pengembangan
karir
- pilihan, orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan arah pengembangan karir.
- 2. KONSELING KELOMPOK
- A. Pengertian Konseling Kelompok
- Menurut Winkel (2007) konseling kelompok adalah suatu proses
antarpribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku
yang disadari.
- Layanan konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses antar
pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari,
dibina dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama
anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap
nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar
perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya (Winkel, 2004)
- Konseling kelompok merupakan bentuk khusus dari layanan konseling,
yaitu wawancara konseling antara konselor profesional dengan beberapa
orang sekaligus yang tergabung dalam suatu kelompok kecil. (W.S. Winkel
& M.M. Sri Hastuti, 2005:589).
- B. Kelemahan Konseling Kelompok
Menurut W.S. Winkel (2005:593-595) kelemahan konseling kelompok, yaitu :
- Suasana dalam kelompok boleh jadi dirasakan oleh satu–dua anggota
kelompok sebagai paksaan moral untuk membuka isi hatinya seperti banyak
teman yang lain; padahal mereka belum siap atau belum bersedia untuk
sebegitu terbuka dan jujur, lebih-lebih bila hal-hal yang akan dikatakan
terasa memalukan bagi dirinya sendiri.
- Persoalan pribadi satu-dua anggota kelompok mungkin kurang mendapat
perhatian dan tanggapan sebagaimana mestinya, karena perhatian kelompok
terfokus pada suatu masalah umum atau karena perhatian kelompok
terpusat pada persoalan pribadi konseli yang lain; senagai akibatnya,
satu-dua konseli tidak akan merasa puas.
- Bagi konselor sendiri pun lebih sulit memberikan perhatian penuh
pada masing-masing konseli dalam kelompok, karena perhatiannya mau tak
mau terbagi atas beberapa orang yang semuanya menuntut diberi porsi
perhatian yang wajar.
- Khusus di Indonesia konselor dapat menghadapi kendala budaya yang
mempersulit kedudukannya sebagai partisipan dalam diskusi kelompok.
- Ada siswa dan mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka (self-assertiveness) bila hadir seseorang yang secara spontan dipandang sebagai pemegang otoritas (authority figure).
- C. Kelebihan Konseling Kelompok
Menurut W.S. Winkel (2005:594-595) kelebihan konseling kelompok bagi konseli, antara lain:
- Terpenuhinya beberapa kebutuhan, antara lain kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya dan dapat diterima oleh
mereka, kebutuhan untuk bertukar pikiran dan berbagai perasaan,
kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan; dan
kebutuhan untuk menjadi lebih independen serta lebih mandiri.
- Dalam suasana konseling kelompok mereka mungkin merasa lebih mudah
membicarakan persoalan mendesak yang mereka hadapi daripada dalam
konseling individual; lebih rela menerima sumbangan pikiran dari seorang
rekan konseli atau dari konselor yang memimpin kelompok itu daripada
bila mereka berbicara dengan seorang konselor dalam konseling
individual; lebih bersedia membuka isi hatinya bila menyaksikan bahwa
banyak rekannya tidak malu-malu untuk berbicara secara jujur dan
terbuka; lebih terbuka terhadap tuntutan mengatur tingkah lakunya supaya
terbina hubungan sosial yang lebih baik, dan merasa lebih bergembir
adalam hidup karena menghayati suasana kebersamaan dan persatuan yang
lebih memuaskan bagi mereka daripada komunikasi dengan anggota
keluarganya sendiri.
Selain itu, kelebihan konseling kelompok bagi konselor sendiri, antara lain:
- Bagi konselor manfaat dari konseli kelompok antara lain kesempatan
untuk mengobservasi perilaku para konseli yang sedang berinteraksi satu
sama lain; membuktikan dirinya sebagai orang yang bersedia melibatkan
diri dalam seluk beluk kehidupan orang muda dengan ikut berbicara
sebagai partisipan dalam diskusi dan bukan sebagai orang yang ingin
berkuasa; meyakinkan para konseli akan kegunaan layanan konseling,
sehingga diantara para konseli ada yang ingin melanjutkan hubungan
dengan konselor dalam wawancara konseling individual; dan dapat melayani
lebih banyak orang daripada bila hanya tersedia kesempatan untuk
berkonseling secara individual.
Komentar
Posting Komentar