Benarkah rambut gondrong identik dengan kenakalan remaja?


Menyikapi kenakalan remaja, sebagai pendidik kita harus menyikapi dari berbagai aspek tidak saja hanya sekedar melihat dan bersasumsi dari hasil pengamatan sekali saja atau mendengar dari apa kata orang kebanyakan. 

Rambut gondrong sampai sekarang masih di identik kan adalah anak yang tidak taat aturan, urakan, melawan terhadap guru, perokok, pengguna narkoba dan berbagai macam sebutanya. Ya memang benar stigma itu muncul karena pada jaman orde baru pemerintah menganggap orang yang pembuat onar dan tidak pro terhadap pemerintahan mayoritas adalah berambut gondrong dan stigma itu tidak berubah sampai sekarang. 

Jika kita menganggap berambut gondrong adalah sebuah kenakalan, lalu  apakah pekerjaan seni itu adalah manusia2 yang nakal? Hanya karena mereka mayoritas biasanya berambut gondrong? Lalu kita menganggap adalah sebuah kenakalan. Mereka menganggap berambut gondrong adalah sebuah kebebasan, agar tidak terbelenggu oleh aturan sehingga mereka dapat berkarya dengan bebas. Lagi pula saya belum pernah menemukan jurnal ataupun penelitian yang menganggap gondrong adalah sebuah kenakalan. 

Teman teman semua, mari kita menyikapi anak anak kita dengan berbagai aspek agar tidak diskriminasi terhadap anak. Rambut pendek atau panjang adalah sebuah aturan dan etika di sekolah bukan justifikasi sebuah kenakalan. Kita harus fahami setiap pribadi mempunyai satu titik kelebihan dan tugas kita adalah menemukan itu. 

Komentar